|

ABG SMP Baju Pramuka Gak Pernah Gagal2024

 ABG SMP Baju Pramuka Gak Pernah Gagal2024

Tombol Redirect

ABG SMP Baju Pramuka Gak Pernah Gagal2024

Sejak kecil, aku selalu mendapatkan perhatian penuh dari orangtuaku. Bahkan hingga sekarang, di usiaku yang sudah dewasa, aku masih sering tidur ditemani oleh ibu atau kadang oleh kakak-kakakku, Mbak Lisa dan Mbak Bertha. Kami tiga bersaudara, semuanya perempuan. Ayahku sangat menyayangiku dan sering menuruti keinginanku. Namun, ada satu hal yang berbeda; aku tidak pernah tidur bersama ayah karena tubuhnya yang besar dan berbulu selalu membuatku kurang nyaman.

Saat Mbak Bertha menikah, aku merasa sangat kehilangan dan bahkan merasa benci pada suaminya. Rasanya seperti Mbak Bertha diambil orang lain. Ayah dan ibu terus-menerus menasehatiku agar aku bisa menerima kenyataan bahwa kakakku kini milik orang lain. Aku merajuk dan menangis seperti anak kecil. Baru setelah ayah berjanji akan membelikanku motor, tangisku mereda. Lucunya, meskipun aku sudah punya mobil, aku tetap merasa senang dengan janji itu. Mengingat kejadian itu sekarang, aku merasa geli dan tertawa sendiri, terutama karena saat itu usiaku sudah 21 tahun.

Aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta yang cukup terkenal. Di kampus, ada seorang gadis bernama Asni yang sangat perhatian padaku. Dia memiliki wajah cantik, kulit putih seperti kapas, tubuh ramping, dan dada yang membusung. Banyak teman-temanku, terutama yang laki-laki, mengatakan bahwa Asni menyimpan perasaan untukku. Namun, aku hanya menganggapnya sebagai teman biasa, meski ia selalu berusaha mendekatiku dan bahkan sering berkunjung ke rumah. Ayah dan ibu sangat menyukai Asni, begitu pula Mbak Lisa. Mereka berharap Asni bisa menjadi kekasihku. Meskipun semua orang melihat kami seperti pasangan, aku tetap tidak merasakan apa-apa selain persahabatan biasa.

Setiap Sabtu sore, aku biasanya mengajak Bobby, anjing pudel kesayanganku yang aku dapatkan dari Mas Herman, suami Mbak Bertha, berjalan-jalan di sekitar Monas. Awalnya, aku sangat tidak suka pada Mas Herman karena merasa dia telah "merebut" Mbak Bertha dari kami. Namun, pemberian Bobby membuatku berubah pikiran dan mulai menyukai Mas Herman. Aku memang mudah luluh dengan hal-hal yang aku suka.

Suatu hari, saat sedang berjalan-jalan dengan Bobby, aku bertemu Asni dan ibunya, Tante Maya. Kami sudah saling mengenal, jadi aku merasa nyaman saat mereka memuji Bobby. Tante Maya sangat memuji Bobby, dan aku dengan bangga meminjamkannya untuk berjalan-jalan. Ketika Tante Maya pergi membawa Bobby, aku dan Asni duduk di bangku taman. Tidak lama kemudian, Tante Maya kembali dan mengembalikan Bobby, terus memujinya yang membuatku merasa sangat bangga.

"Tante Maya mengundangku ke rumah malam ini untuk merayakan ulang tahun Asni, meskipun Asni sendiri tidak memberitahuku sebelumnya. Jam tujuh malam, aku tiba di rumah Asni dan disambut oleh Asni yang berpakaian seperti akan pergi ke pesta. Rumah tampak sepi, hanya ada kami berempat, Asni, Tante Maya, Oom Joko, dan aku. Asni adalah anak tunggal yang mandiri, meski ulang tahunnya dirayakan dengan cara sederhana. Selesai makan malam, Asni membawaku ke balkon yang menghadap halaman belakang.

Di balkon, Asni tampak berusaha mendekatiku. Dia meletakkan tanganku di pahanya dan semakin merapatkan tubuhnya kepadaku. Meskipun dia berusaha menarik perhatianku dengan kedekatan fisik, aku tetap tidak merasakan apapun. Asni bahkan menciumku, namun aku tidak bereaksi. Aku bertanya polos, "Kenapa kau menciumku?" dan Asni menjawab bahwa dia mencintaiku. Aku tidak mengerti, tapi mencoba mengikuti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa. 

Asni lalu mengajakku ke kamarnya. Aku mengikuti dengan bingung dan polos. Di kamar, Asni mulai melepas pakaianku dan juga pakaiannya sendiri. Untuk pertama kalinya, aku melihat tubuh wanita tanpa busana. Aku merasa dadaku berdebar, ada sesuatu yang aneh namun tidak bisa kuartikan. Asni terus merangsangku, menciumi wajah dan tubuhku. Meskipun tubuhku mulai merespons, aku tetap tidak tahu apa yang harus kulakukan. Asni berusaha keras untuk membangkitkan gairahku, namun aku tetap diam dan tidak bereaksi.

Akhirnya, Asni tampak kecewa dan menyerah. Dia berpakaian kembali dan meninggalkanku yang masih tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Aku merasa bersalah karena tidak bisa membalas perasaannya, namun aku juga tidak tahu bagaimana caranya. Asni pantas kecewa karena aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang cinta dan hubungan fisik."

Cerita ini menggambarkan betapa aku, meskipun sudah dewasa, masih sangat polos dalam banyak hal, terutama dalam urusan cinta dan hubungan dengan orang lain. Asni yang begitu perhatian dan mencintaiku, tetap tidak bisa membuatku merasakan hal yang sama. Mungkin, suatu saat nanti, aku akan belajar dan memahami perasaan-perasaan yang rumit ini.

ABG SMP Baju Pramuka Gak Pernah Gagal2024 Cerita ini berkisah tentang perjalanan emosional seorang wanita yang terlambat dewasa. Meski sudah berusia 21 tahun, dia masih sangat bergantung pada keluarganya dan belum sepenuhnya memahami atau merasakan cinta dalam konteks romantis. Hubungannya dengan Asni menggambarkan kebingungan dan ketidakpahamannya tentang cinta dan hubungan fisik. Meski dikelilingi oleh cinta dan perhatian dari keluarganya, serta Asni, dia tetap tidak merasakan apa yang diharapkan darinya. Ini adalah cerita tentang proses belajar dan menemukan jati diri di tengah kebingungan emosi dan perasaan.

LihatTutupKomentar

popunder

Facebook