Video Viral Indo Gadis-gadis Sekarang Suka Lesbian Top Trending 2024
Ceritaku ini berawal ketika di usiaku yang masih terbilang muda, 19 tahun, papaku waktu itu menjodohkan aku dengan seorang pemuda yang usianya 10 tahun lebih tua dari aku dan katanya masih ada hubungan saudara dengan keluarga mamaku.
Cerita Ngentot | Memang umurku saat itu sudah cukup untuk berumah
tangga dan wajahku juga tergolong lumayan, walaupun badanku terlihat
agak gemuk mungkin orang menyebutku bahenol, namun kulitku putih, tidak
seperti kebanyakan teman- temanku karena memang aku dilahirkan di
tengah-tengah keluarga yang berdarah Cina- Sunda, papaku Cina dan mamaku
Sunda asli dari Bandung.
Sehingga kadang banyak pemuda-pemuda iseng yang mencoba menggodaku.
Bahkan banyak di antara mereka yang bilang bahwa buah dada ku besar dan
padat berisi sehingga banyak laki-laki yang selalu memperhatikan buah
dadaku ini saja. Apalagi bila aku memakai kaos yang agak ketat, pasti
dadaku akan membumbung tinggi dan mancung.
Tetapi sampai aku duduk di kelas 3 SMA aku masih belum memiliki pacar
dan masih belum mengenal yang namanya cinta. Sebenarnya dalam hatiku aku
menolak untuk dijodohkan secepat ini, karena sesungguhnya aku sendiri
masih ingin melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi.
Namun apa daya aku sendiri tak dapat menentang keinginan papa dan lagi
memang kondisi ekonomi keluarga saat itu tidak memungkinkan untuk terus
melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi. Karena ke-3 orang adikku
yang semua laki-laki masih memerlukan biaya yang cukup besar untuk
dapat terus bersekolah. Sementara papa hanya bekerja sebagai pegawai
swasta biasa. Maka dengan berbagai bujukkan dari keluarga terutama
mamaku aku mengalah demi membahagiakan kedua orangtuaku.
Cerita Dewasa | Begitulah sampai hari pernikahan tiba, tidak ada hal-hal
serius yang menghalangi jalannya pernikahanku ini dengan pemuda yang
baru aku kenal kurang dari 2 bulan sebelumnya.
Selama proses perkenalan kamipun tidak ada sesuatu hal yang serius yang
kami bicarakan tentang masa depan karena semua sudah diatur sebelumnya
oleh keluarga kedua belah pihak. Maka masa-masa perkenalan kami yang
sangat singkat itu hanya diisi dengan kunjungan-kunjungan rutin calon
suamiku setiap malam minggu. Itupun paling hanya satu atau dua jam saja
dan biasanya aku ditemani papa atau mama mengobrol mengenai keadaan
keluarganya.
Setelah acara resepsi pernikahan selesai seperti biasanya kedua
pengantin yang berbahagia memasuki kamar pengantin untuk melaksanakan
kewajibannya. Yang disebut malam pengantin atau malam pertama tidak
terjadi pada malam itu, karena setelah berada dalam kamar aku hanya diam
dan tegang tidak tahu apa yang harus kulalukan. Maklum mungkin karena
masih terlalu lugunya aku pada waktu itu. Suamiku pada waktu itupun
rupanya belum terlalu “mahir” dengan apa yang disebut hubungan suami
istri, sehingga malam pertama kami lewatkan hanya dengan diraba-raba
oleh suami. Itupun kadang-kadang aku tolak karena pada waktu itu aku
sendiri sebenarnya merasa risih diraba-raba oleh lelaki. Apalagi oleh
lelaki yang “belum” aku cintai, karena memang aku tidak mencintai
suamiku.
Pernikahan kami semata-mata atas perjodohan orang tua saja dan bukan
atas kehendakku sendiri. Barulah pada malam kedua suamiku mulai
melancarkan serangannya, ia mulai melepas bajuku satu per satu dan
mencumbu dengan menciumi kening hingga jari kaki. Mendapat serangan
seperti itu tentu saja sebagai seorang wanita yang sudah memasuki masa
pubertas akupun mulai bergairah walaupun tidak secara langsung aku
tunjukkan ke depan suamiku. Apalagi saat ia mulai menyentuh
bagian-bagian yang paling aku jaga sebelumnya, kepalaku bagaikan tak
terkendali bergerak ke kanan ke kiri menahan nikmat sejuta rasa yang
belum pernah kurasakan sebelumnya.
Cerita Mesum | Kemaluanku mulai mengeluarkan cairan dan sampai
membasahi rambut yang menutupi vaginaku. Suamiku semakin bersemangat
menciumi puting susu yang berwarna merah muda kecoklatan dan tampak
bulat mengeras mungkin karena pada saat itu aku pun sudah mulai
terangsang. Aku sudah tidak ingat lagi berapa kali ia menjilati
klitorisku pada malam itu, sampai aku tak kuasa menahan nikmatnya
permainan lidah suamiku menjilati klitoris dan aku pun orgasme dengan
menyemburkan cairan hangat dari dalam vaginaku ke mulutnya. Dengan
perasaan tidak sabar, kubuka dan kuangkat lebar kakiku sehingga akan
terlihat jelas oleh suamiku lubang vagina yang kemerahan dan basah ini.
Atas permintaan suami kupegang batang kemaluannya yang besar dan keras
luar biasa menurutku pada waktu itu. Perlahan-lahan kutuntun kepala
kemaluannya menyentuh lubang vaginaku yang sudah basah dan licin ini.
Rasa nikmat yang luar biasa kurasakan saat kepala penis suamiku
menggosok-gosok bibir vaginaku ini. Dengan sedikit mendorong pantatnya
suamiku berhasil menembus keperawananku, diikuti rintihanku yang
tertahan. Untuk pertama kalinya vaginaku ini dimasuki oleh penis
laki-laki dan anehnya tidak terasa sakit seperti yang seringkali aku
dengar dari teman-temanku yang baru menikah dan menceritakan pengalaman
malam pertama mereka.
Memang ada sedikit rasa sakit yang menyayat pada saat kepala penis itu
mulai menyusup perlahan masuk ke dalam vaginaku ini, tetapi mungkin
karena pada waktu itu aku pun sangat bergairah sekali sehingga aku sudah
tidak perduli lagi dengan rasa sakitnya. Apalagi saat suamiku mulai
menggosok-gosokkan batang penisnya itu di dalam vaginaku, mataku
terpejam dan kepalaku hanya menengadah ke atas, menahan rasa geli dan
nikmat yang tidak dapat aku ceritakan di sini.
Sementara kedua tanganku memegang tepian ranjang yang berada di atas
kepalaku. Semakin lama goyangan pinggul suamiku semakin cepat diikuti
dengan desahan nafasnya yang memburu membuat nafsuku makin menggebu.
Sesekali terdengar suara decak air atau becek dari lubang vaginaku yang
sedang digesek-gesek dengan batang penis suamiku yang besar, yang
membuatku semakin cepat mencapai orgasme yang kedua. Sementara suami
masih terus berpacu untuk mencapai puncak kenikmatannya, aku sudah dua
kali orgasme dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sampai akhirnya suamiku pun menahan desahannya sambil menyemburkan
cairan yang hangat dan kental dari kepala penisnya di dalam lubang
vaginaku ini. Belakangan baru aku ketahui cairan itu yang disebut dengan
sperma, maklum dulu aku tergolong gadis yang kurang gaul jadi untuk
hal-hal atau istilah-istilah seperti itu aku tidak pernah tahu. Cairan
sperma suamiku pun mengalir keluar dari mulut vaginaku membasahi sprei
dan bercampur dengan darah keperawananku.
Kami berdua terkulai lemas, namun masih sempat tanganku meraba- raba
bibir vagina untuk memuaskan hasrat dan gairahku yang masih tersisa.
Dengan menggosok-gosok klitoris yang masih basah, licin dan lembut oleh
sperma suamiku, aku pun mencapai orgasme untuk yang ketiga kalinya. Luar
biasa memang sensasi yang aku rasakan pada saat malam pengantin itu,
dan hal seperti yang aku ceritakan di atas terus berlanjut hampir setiap
malam selama beberapa bulan. Dan setiap kali kami melakukannya aku
selalu merasa tidak pernah puas dengan suami yang hanya mampu
melakukannya sekali. Aku membutuhkannya lebih dari sekali dan selalu
menginginkannya setiap hari.
Entah apa yang sebenarnya terjadi dalam diriku sehingga aku tidak pernah
bisa membendung gejolak nafsuku. Padahal sebelum aku menikah tidak
pernah kurasakan hal ini apalagi sampai menginginkannya terus menerus.
Mungkinkah aku termasuk dalam golongan yang namanya hypersex itu?
Setelah 2 tahun kami menikah aku bercerai dengan suamiku, karena semakin
hari suamiku semakin jarang ada di rumah, karena memang sehari-harinya
ia bekerja sebagai manajer marketing di sebuah perusahaan swasta
sehingga sering sekali ia keluar kota dengan alasan urusan kantor.
Cerita Dewasa | Dan tidak lama terdengar berita bahwa ia memiliki
istri simpanan. Yang lebih menyakitkan sehingga aku minta diceraikan
adalah istri simpanannya itu adalah bekas pacarnya yang dulu, ternyata
selama ini dia pun menikah denganku karena dipaksa oleh orang tuanya dan
bukan karena rasa cinta. Tak rela berbagi suami dengan wanita lain,
akhirnya aku resmi diceraikan suamiku. Sakit memang hati ini seperti
diiris-iris mendengar pengakuan suami tentang istri simpanannya itu,
dengan terus terang dia mengatakan bahwa dia lebih mencintai istri
simpanannya yang sebetulnya memang bekas pacarnya. Apalagi katanya istri
simpanan suamiku itu selalu dapat membuat dirinya bahagia di atas
ranjang, tidak seperti diriku ini yang selalu hanya minta dipuaskan
tetapi tidak bisa memuaskan keinginan suamiku, begitu katanya.
5 tahun sudah aku hidup menjanda, dan kini aku tinggal sendiri dengan
mengontrak sebuah rumah di pinggiran kota Jakarta. Beruntung aku
mendapat pekerjaan yang agak lumayan di sebuah perusahaan swasta
sehingga aku dapat menghidupi diriku sendiri. Belakangan ini setiap
malam aku tidak dapat tidur dengan nyenyak, sering aku baru bisa
tertidur pulas di atas jam 03.00 pagi. Mungkin dikarenakan pikiranku
yang sering ngelantur belakangan ini.
Sering aku melamun dan membayangkan saat-saat indah bersama suamiku
dulu. Terkadang sering pula aku membayangkan diriku bermesraan dengan
seorang teman kerjaku, sehingga setiap malam hanya onani saja yang dapat
kulakukan. Tidak ada keberanian untuk menceritakan hal ini kepada orang
lain apalagi pada teman- teman kerjaku, bisa-bisa aku diberi julukkan
yang tidak baik di kantor.
Hanya dengan tanganku ini kuelus- elus bibir vaginaku setiap malam sambil membayangkan bercumbu dengan seorang laki-laki, terkadang juga kumasukkan jari telunjukku agar aku dapat lebih merasakan kenikmatan yang pernah kualami dulu. Para netters sekalian, aku memberanikan diri menceritakan hal seperti di atas kepada Anda semua mungkin karena didorong oleh perasaan yang sangat tak tertahankan lagi saat ini. Dan mungkin ada di antara anda yang dapat membantu dan mungkin akan menjadi jodohku kelak. Aku harap Anda tidak hanya terobsesi dengan ceritaku di atas.
Terimaksih telah berkunjung :
https://newphbtwo.blogspot.com